Monday, December 29, 2014

Kebudayaan Asing

Hanbok


Apa itu hanbok? Hanbok adalah sebutan untuk pakaian tradisional Korea Selatan. "Hanbok" merupakan singkatan dari Hanguk pokshik (Korea pakaian). Walaupun secara harfiah berarti "pakaian orang Korea", hanbok pada saat ini mengacu pada "pakaian gaya Dinasti Joseon".
Sebenarnya hanbok adalah pakaian yang umum dikenakan pada zaman kerajaan di Korea seperti yang sudah disebutkan diatas. Tapi seiring dengan berkembangnya zaman, korea sekarang memiliki fashionnya sendiri, sehingga sekarang hanbok hanya dikenakan pada hari-hari tertentu. Pakaian ini biasa dikenakan ketika mengikuti acara-acara tradisional seperti saat perayaan tahun baru Korea (seollal), pernikahan yang bernuansa tradisional, hari chuseok, dan perayaan-perayaan lain.
Chuseok atau ditulis sebagai Chusok (Hari bulan purnama) adalah hari libur resmi di Korea yang dirayakan secara besar-besaran pada bulan ke-8, hari ke-15 kalender lunar. Perayaan ini berupa pesta makan untuk mengucapkan terima kasih atas keberhasilan panen, sehingga juga disebut juga sebagai Hari Panen, Festival Bulan Musim Panen, atau Hangawi ("han" = "raya", "gawi" = "tengah", "hari besar di tengah-tengah musim gugur". Sedangkan Tahun Baru Korea (KoreaSeollal atau Gujeong) adalah hari raya rakyat Korea yang terbesar dan terpenting. Seollal dirayakan secara meriah sehingga hari libur berlangsung selama 3 hari karena dianggap lebih penting daripada hari tahun baru biasa.

Hanbok untuk Pesta Pernikahan Tradisional Korea

Yang menarik dari Hanbok adalah bentuk dan warnanya yang cerah dan terlihat serasi dan elegan dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Warna Hanbok itu selalu paduan antara warna putih atau senada (sampai ada ungkapan orang putih bagi masyarakat Korea. Dan kecerahan warnanya juga dengan warna-warna natural alam. Jaman dahulu pewarnaan Hanbok memakai pewarna alami. Misal: merah: dengan kelopak bunga merah). Mengenai bentuk Hanbok, Ada ungkapan untuk bentuk Hanbok yaitu sempit di atas, makin kebawah semakin lebar, dengan artian bagian atas menarik dengan pas dengan bentuk tubuh dan lebar/fleksibel dibawah untuk meningkatkan keanggunan pemakainya dan juga untuk menyembunyikan fisik tubuh bagian bawah. 

Hanbok tradisional untuk wanita terdiri dari jeogori (kemeja blus atau jaket) dan chima (rok yang dipakai membungkus atau melingkari badan). Setelan ini sering disebut chima jeogori. Rok bawah, atau lapisan dalam rok disebut sokchima. Sedangkan Hanbok untuk pria terdiri dari jeogori dan baji yang berarti celana di Korea. Baji adalah celana baggy-nya hanbok tradisional untuk pria.
Heoritti atau heorimari yang terbuat dari kain linen difungsikan sebagai korset karena begitu pendeknya jeogori. Umumnya dahulu kaum laki-laki dewasa mengenakan durumagi (semacam jaket panjang) saat keluar rumah.


Pakaian Pria Bangsawan

Kalangan atas memakai hanbok dari kain rami yang ditenun atau bahan kain berkualitas tinggi, seperti bahan yang berwarna cerah pada musim panas dan bahan kain sutra pada musim dingin. Mereka menggunakan warna yang bervariasi dan terang. Rakyat biasa tidak dapat menggunakan bahan berkualitas bagus karena tidak sanggup membelinya.



Aksesoris yang digunakan saat mengenakan hanbok :


Samo (Sebuah topi yang dipakai bersama dengan Dalleyong (jubah). Merupakan pakaian sehari-hari para pejabat.); Gat (Jenis topi yang dikenakan oleh para pria di Dinasti Joseon. Dikenakan dengan po (gaun) oleh pejabat saat keluar rumah.); Nambawi (Merupakan topi musim dingin yang dipakai oleh pria dan wanita untuk menutupi dahi, leher bagian atas, dan telinga. Juga disebut pungdaengi.); Bokgeon (Jenis topi yang digunakan pria pada masa dinasti Joseon. Dikenakan dengan po (gaun) oleh pejabat saat keluar rumah.);  Hogeon (Mirip dengan bokgeon, tetapi mahkota kepala terbuka dan pola telinga, mata, dan jenggot yang disulam untuk menunjukkan desain harimau. Hal ini biasanya dikenakan dengan obangjang durumagi, jeonbok, atau sagyusam.)


Jokduri (Satu jenis mahkota yang dikenakan oleh wanita untuk melengkapi gaun pengantin. Biasanya dipakai bersama dengan wonsam (mantel panjang pengantin); Hwagwan (Mahkota dipakai oleh perempuan bersamaan dengan gaun pengantin. Dihiasi dengan ornamen kupu-kupu, lima warna manik-manik,dan benang emas, Hwagwan lebih mewah dari jokduri dan sebagian besar dikenakan dengan hwarot atau dangui.);  Jobawi (Sebuah topi musim dingin untuk perempuan.Hal ini terbuka di atas, dan sisi-sisinya yang bulat untuk sepenuhnya menutupi telinga.);  Gulle (Merupakan tutup kepala untuk menjaga anak-anak agar tetap hangat. Sebagian besar dipakai oleh kedua anak laki-laki dan perempuan berusia satu tahunsampai lima tahun.);
Ayam (Topi musim dingin sebagian besar dipakai perempuan Korea. Bentuknya tidak menutupi telinga, dan beberapa dilapisi dengan bulu.); Dwikkoji (Sebuah aksesori rambut perempuan di Dinasti Joseon.); Binyeo (Jepit rambut batang, yang digunakan untuk mengikat sebuah mahkota atau wig dan menahan rambut yang dikepang atas. Selain penggunaan praktis, binyeo memiliki tujuan dekoratif dan menunjukkan status pemakainya. Mereka disebut sebagai yongjam, bongjam, jukjam, mokryeokjam, maejukjam, atau jukjeoljam tergantung pada hiasan di bagian atas binyeo.); Cheopji (Aksesoris yang ditempatkan pada bagian atas rambut ketika wanita mengenakan gaun pengantin.); Daenggi (pita yang digunakan untuk mengikat dan menghias rambut panjang. Ada berbagai macam, termasuk jebiburi daenggi, apdaenggi, doturak daenggidan goidaenggi.);  Norigae (Merupakan aksesoris utama bagi perempuan. Liontin Norigae secara luas digunakan dari wanita istana kerajaan hingga rakyat jelata. Bentuknya ada 2 macam, ada yang 3 ornamen atau satu ornament.)

Pada tahun 1996, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Korea membuat 'hari Hanbok' untuk mendorong orang untuk memakai Hanbok.


SUMBER :



No comments:

Post a Comment