Hanbok
Apa itu hanbok? Hanbok adalah sebutan untuk pakaian
tradisional Korea Selatan. "Hanbok" merupakan singkatan
dari Hanguk pokshik (Korea pakaian). Walaupun secara harfiah berarti
"pakaian orang Korea", hanbok pada saat ini mengacu
pada "pakaian gaya Dinasti Joseon".
Sebenarnya hanbok adalah pakaian yang umum dikenakan pada
zaman kerajaan di Korea seperti yang sudah disebutkan diatas. Tapi seiring
dengan berkembangnya zaman, korea sekarang memiliki fashionnya sendiri,
sehingga sekarang hanbok hanya dikenakan pada hari-hari tertentu. Pakaian ini
biasa dikenakan ketika mengikuti acara-acara tradisional seperti saat perayaan
tahun baru Korea (seollal),
pernikahan yang bernuansa tradisional, hari chuseok, dan perayaan-perayaan lain.
Chuseok atau
ditulis sebagai Chusok (Hari bulan purnama) adalah hari libur
resmi di Korea yang
dirayakan secara besar-besaran pada bulan ke-8, hari ke-15 kalender
lunar. Perayaan ini berupa pesta makan untuk mengucapkan terima
kasih atas keberhasilan panen, sehingga juga disebut juga sebagai Hari Panen,
Festival Bulan Musim Panen, atau Hangawi ("han"
= "raya", "gawi" = "tengah", "hari besar di
tengah-tengah musim gugur". Sedangkan Tahun Baru Korea (Korea: Seollal
atau Gujeong) adalah hari raya rakyat Korea yang
terbesar dan terpenting. Seollal dirayakan secara meriah sehingga hari
libur berlangsung selama 3 hari karena dianggap lebih penting daripada hari tahun baru biasa.
Hanbok untuk Pesta Pernikahan Tradisional Korea
Yang
menarik dari Hanbok adalah bentuk dan warnanya yang cerah dan terlihat serasi
dan elegan dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Warna Hanbok
itu selalu paduan antara warna putih atau senada (sampai ada ungkapan orang
putih bagi masyarakat Korea. Dan kecerahan warnanya juga dengan warna-warna
natural alam. Jaman dahulu pewarnaan Hanbok memakai pewarna alami. Misal:
merah: dengan kelopak bunga merah). Mengenai bentuk Hanbok, Ada ungkapan untuk
bentuk Hanbok yaitu sempit di atas, makin kebawah semakin lebar, dengan artian bagian
atas menarik dengan
pas dengan bentuk tubuh dan lebar/fleksibel dibawah untuk meningkatkan
keanggunan pemakainya dan
juga untuk menyembunyikan fisik tubuh bagian bawah.
Hanbok tradisional untuk wanita terdiri dari jeogori (kemeja
blus atau jaket) dan chima (rok yang dipakai membungkus atau melingkari badan).
Setelan ini sering disebut chima jeogori. Rok bawah, atau lapisan dalam rok
disebut sokchima. Sedangkan Hanbok untuk pria terdiri dari jeogori dan baji yang
berarti celana di Korea. Baji adalah celana baggy-nya hanbok tradisional untuk pria.
Heoritti
atau heorimari yang terbuat dari kain linen
difungsikan sebagai korset karena begitu pendeknya jeogori. Umumnya dahulu kaum
laki-laki dewasa mengenakan durumagi (semacam jaket panjang) saat keluar
rumah.
Pakaian Pria Bangsawan
Kalangan
atas memakai hanbok dari kain rami yang ditenun atau bahan kain berkualitas
tinggi, seperti bahan yang berwarna cerah pada musim panas dan bahan kain sutra
pada musim dingin. Mereka menggunakan warna yang bervariasi dan terang. Rakyat
biasa tidak dapat menggunakan bahan berkualitas bagus karena tidak sanggup
membelinya.
Aksesoris yang digunakan saat mengenakan hanbok :
Samo (Sebuah topi yang dipakai
bersama dengan Dalleyong (jubah). Merupakan pakaian sehari-hari para pejabat.); Gat (Jenis topi yang dikenakan oleh para pria di Dinasti Joseon. Dikenakan
dengan po (gaun) oleh pejabat saat keluar rumah.); Nambawi (Merupakan
topi musim dingin yang dipakai oleh pria dan wanita untuk
menutupi dahi, leher bagian atas, dan telinga. Juga
disebut pungdaengi.); Bokgeon (Jenis topi yang digunakan pria pada masa dinasti Joseon. Dikenakan dengan po (gaun) oleh pejabat saat
keluar rumah.); Hogeon (Mirip dengan bokgeon, tetapi mahkota kepala terbuka dan pola telinga, mata,
dan jenggot yang disulam untuk menunjukkan desain harimau. Hal ini biasanya dikenakan
dengan obangjang durumagi, jeonbok,
atau sagyusam.)
Jokduri (Satu jenis mahkota yang
dikenakan oleh wanita untuk melengkapi gaun pengantin. Biasanya dipakai bersama dengan wonsam (mantel panjang pengantin); Hwagwan (Mahkota dipakai oleh perempuan bersamaan dengan gaun pengantin. Dihiasi
dengan ornamen kupu-kupu, lima warna manik-manik,dan benang emas, Hwagwan
lebih mewah dari jokduri dan sebagian besar dikenakan
dengan hwarot atau dangui.); Jobawi (Sebuah
topi musim dingin untuk perempuan.Hal ini terbuka di atas, dan sisi-sisinya yang bulat untuk
sepenuhnya menutupi telinga.); Gulle (Merupakan tutup kepala untuk menjaga anak-anak agar
tetap hangat. Sebagian besar dipakai oleh kedua anak
laki-laki dan perempuan berusia satu tahunsampai lima tahun.);
Ayam (Topi musim dingin sebagian besar dipakai perempuan Korea. Bentuknya
tidak menutupi telinga, dan beberapa dilapisi dengan
bulu.); Dwikkoji (Sebuah aksesori rambut perempuan
di Dinasti Joseon.); Binyeo (Jepit rambut batang, yang
digunakan untuk mengikat sebuah mahkota atau wig dan
menahan rambut yang dikepang atas. Selain penggunaan praktis, binyeo memiliki
tujuan dekoratif dan menunjukkan status pemakainya. Mereka disebut sebagai yongjam, bongjam, jukjam, mokryeokjam, maejukjam,
atau jukjeoljam tergantung pada hiasan di bagian atas binyeo.); Cheopji (Aksesoris
yang ditempatkan pada bagian atas rambut ketika wanita mengenakan gaun
pengantin.); Daenggi (pita yang digunakan untuk mengikat dan menghias rambut
panjang. Ada berbagai macam, termasuk jebiburi daenggi, apdaenggi, doturak daenggidan goidaenggi.); Norigae (Merupakan aksesoris utama
bagi perempuan. Liontin Norigae secara luas digunakan dari wanita istana kerajaan hingga rakyat
jelata. Bentuknya ada 2 macam, ada yang 3 ornamen atau satu ornament.)
Pada tahun 1996, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Korea
membuat 'hari Hanbok' untuk mendorong orang untuk memakai Hanbok.
SUMBER :
No comments:
Post a Comment