Kreatif identik dengan sesuatu
yang baru, baik dalam bentuknya, tekniknya, dan lain sebagainya. Pendekatan 4P
terdiri dari Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk. Kalau secara pribadi, saya
sebenarnya tertarik dalam hal menggambar/melukis. Tapi biasanya jika saya
menggambar sesuatu, saya harus melihat atau meniru apa yang ingin digambar
tersebut. Jadi saya tidak bisa mengetahui atau menyebutkan jika itu termasuk
kreatif atau tidak. Unsur Press/Pendorong saya dalam hal ini sebenarnya tidak
bisa disebut sebagai ‘pendorong’ karena awal saya mulai menggambar itu hanya
karena ingin coba-coba saja. Awalnya saya hanya mengikuti atau meniru gambar
kartun atau komik, karena garisnya terlihat jelas, jadi saya lebih mudah untuk
menirunya. Tapi akhir-akhir ini saya mencoba untuk menggambar objek yang nyata,
seperti tumbuhan atau wajah seseorang dalam bentuk foto. Dan saya sudah
berhasil membuat beberapa gambar. Ketika teman saya mengetahui bahwa saya bisa
menggambar wajah orang, teman saya mulai meminta saya menggambar untuk mereka.
Dalam konsep/pendekatan 4P, dikatakan bahwa produk atau hasil kreativitas
seseorang diharapkan dapat dinikmati oleh lingkungan, dan juga harus bermakna
bagi yang bersangkutan. Dalam hal ini, produk kreativitas saya, yaitu gambar
yang saya buat, dinikmati atau disukai oleh teman saya, dan gambar itu juga
bermakna bagi saya, karena saya senang juga jika ada orang yang menyukai hasil
karya saya, dan dengan makin sering menggambar saya juga semakin bisa untuk
belajar menggambar lebih baik dan lebih cepat. Dan mungkin suatu saat saya akan
bisa menggambar tanpa harus melihat objeknya lagi dan hanya berdasarkan ingatan
atau mungkin sesuatu yang saya pikirkan atau buat sendiri.
Karena contoh diatas menurut saya
kurang meyakinkan, maka saya akan berikan satu contoh lagi. Menurut saya, saya
bukan orang yang ahli dalam hal memasak. Saya lebih tertarik dalam hal
menggambar atau membangun sesuatu. Tapi karena situasi tertentu kadang saya
sering mencoba memasak sesuatu yang tidak biasa dimasak oleh ibu saya. Mungkin
dalam pendekatan 4P disini pendorong saya untuk memasak adalah karena beberapa
bulan terakhir orangtua saya sering bepergian jadi hanya tinggal kakak saya,
saya dan adik saya dirumah. Jadi kami mengurus rumah dan makanan kami sendiri.
Suatu hari adik saya meminta untuk dibuatkan nasi goreng seperti yang biasa ibu
saya masak. Tapi waktu itu saya dan kakak saya hanya tahu harus menggunakan
bahan apa saja tapi kami tidak mengetahui berapa banyak bahan-bahan tersebut
harus dipakai untuk membuat nasi goreng itu. Jadi saya dan kakak saya
menciptakan resep baru. Yang kami ketahui adalah dalam nasi goreng itu biasanya
ibu kami menggunakan bawang putih dan bawang merah yang diiris lalu digoreng
sebelum mencampurkan nasinya. Jadi agar lebih praktis saya dan kakak saya
menggoreng telur terlebih dahulu. Telur itu kami orak-arik, lalu kami masukkan
nasi dan garam secukupnya. Tapi jika nasinya hanya diberi garam saja, nasi
goreng itu tidak akan terasa enak, maka saya dan kakak saya menambahkan bawang
goreng yang sudah jadi yang dibuat oleh ibu kami ke dalam nasi tersebut. Lalu
semua bahan itu kami campur, dan hasilnya, nasi goreng buatan kami lumayan
juga. Adik kami ternyata juga menyukainya. Jadi dalam kasus ini produk
kreativitas saya berguna dan dapat dinikmati oleh adik saya, saya, dan kakak
saya. Dan juga bermakna untuk saya dan kakak saya karena kami berhasil membuat
resep baru yang lebih gampang dan praktis.
Itulah contoh kreativitas saya
menggunakan pendekatan 4P. Sebenarnya pikiran kreatif itu ada dalam diri setiap
orang, tapi tergantung dari bidang yang diminati dan tergantung pada situasi
dan kondisi juga, karena terkadang dalam situasi atau kondisi yang terdesak,
kita dapat lebih mudah atau lebih cepat memikirkan jalan keluar untuk suatu
masalah. Pikiran kreatif juga bisa timbul dari kesadaran diri sendiri dalam hal
kekurangan dirinya atau lingkungannya sehingga dia mencari cara untuk
memperbaiki kekurangan tersebut.
No comments:
Post a Comment