Tuesday, March 31, 2015

INOVASI TERBARU : BOTOL “MERIANG”



Kali ini saya akan menjelaskan sebuah inovasi terbaru karya saya dan teman-teman saya, yaitu Botol “Meriang”. Apasih itu Botol “Meriang”?
Ini dia….
Botol “Meriang”. Dari namanya saja kita sudah bisa mereka-reka, mengapa disebut Botol “Meriang”. Meriang adalah sebuah kondisi dimana suhu yang terdapat yaitu antara panas dan dingin.
Dari situlah kami mendapatkan inspirasi ini, karena Botol “Meriang” ini dapat menciptakan cairan atau air yang di dalamnya menjadi dingin atau panas.
Botol ini sangat cocok bagi orang yang suka melakukan travelling atau berjalan-jalan, karena penggunaan botol ini sangat praktis dan mudah, dapat digunakan kapan saja dan dimana saja.
Botol ini bertenagakan energi dari baterai, oleh karena itu botol ini amat sangat praktis dalam penggunaan sehari-hari.
Cara penggunaannyapun cukup mudah, apabila kita ingin mendapatkan air dingin, kita hanya tinggal memasukkan air dan menekan tombol yang berwarna biru atau COLD. Sebaliknya, apabila kita menginginkan air panas atau hangat, kita hanya tinggal menekan tombol HOT. Sangat mudah bukan?
Tidak hanya itu, terdapat termometer di sisi botol, agar kita bisa mengetahui bahkan menyesuaikan suhu yang kita inginkan. Temperatur yang tersedia yaitu antara 5 derajat Celcius sampai dengan 90 derajat Celcius.
Demikianlah deskripsi dari inovasi saya dan teman-teman saya, mudah-mudahan ke depannya Botol “Meriang” ini bisa benar-benar ada..

Monday, March 9, 2015

Penjelasan Kreativitas Diri Sendiri Menggunakan Pendekatan 4P

Kreatif identik dengan sesuatu yang baru, baik dalam bentuknya, tekniknya, dan lain sebagainya. Pendekatan 4P terdiri dari Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk. Kalau secara pribadi, saya sebenarnya tertarik dalam hal menggambar/melukis. Tapi biasanya jika saya menggambar sesuatu, saya harus melihat atau meniru apa yang ingin digambar tersebut. Jadi saya tidak bisa mengetahui atau menyebutkan jika itu termasuk kreatif atau tidak. Unsur Press/Pendorong saya dalam hal ini sebenarnya tidak bisa disebut sebagai ‘pendorong’ karena awal saya mulai menggambar itu hanya karena ingin coba-coba saja. Awalnya saya hanya mengikuti atau meniru gambar kartun atau komik, karena garisnya terlihat jelas, jadi saya lebih mudah untuk menirunya. Tapi akhir-akhir ini saya mencoba untuk menggambar objek yang nyata, seperti tumbuhan atau wajah seseorang dalam bentuk foto. Dan saya sudah berhasil membuat beberapa gambar. Ketika teman saya mengetahui bahwa saya bisa menggambar wajah orang, teman saya mulai meminta saya menggambar untuk mereka. Dalam konsep/pendekatan 4P, dikatakan bahwa produk atau hasil kreativitas seseorang diharapkan dapat dinikmati oleh lingkungan, dan juga harus bermakna bagi yang bersangkutan. Dalam hal ini, produk kreativitas saya, yaitu gambar yang saya buat, dinikmati atau disukai oleh teman saya, dan gambar itu juga bermakna bagi saya, karena saya senang juga jika ada orang yang menyukai hasil karya saya, dan dengan makin sering menggambar saya juga semakin bisa untuk belajar menggambar lebih baik dan lebih cepat. Dan mungkin suatu saat saya akan bisa menggambar tanpa harus melihat objeknya lagi dan hanya berdasarkan ingatan atau mungkin sesuatu yang saya pikirkan atau buat sendiri.

Karena contoh diatas menurut saya kurang meyakinkan, maka saya akan berikan satu contoh lagi. Menurut saya, saya bukan orang yang ahli dalam hal memasak. Saya lebih tertarik dalam hal menggambar atau membangun sesuatu. Tapi karena situasi tertentu kadang saya sering mencoba memasak sesuatu yang tidak biasa dimasak oleh ibu saya. Mungkin dalam pendekatan 4P disini pendorong saya untuk memasak adalah karena beberapa bulan terakhir orangtua saya sering bepergian jadi hanya tinggal kakak saya, saya dan adik saya dirumah. Jadi kami mengurus rumah dan makanan kami sendiri. Suatu hari adik saya meminta untuk dibuatkan nasi goreng seperti yang biasa ibu saya masak. Tapi waktu itu saya dan kakak saya hanya tahu harus menggunakan bahan apa saja tapi kami tidak mengetahui berapa banyak bahan-bahan tersebut harus dipakai untuk membuat nasi goreng itu. Jadi saya dan kakak saya menciptakan resep baru. Yang kami ketahui adalah dalam nasi goreng itu biasanya ibu kami menggunakan bawang putih dan bawang merah yang diiris lalu digoreng sebelum mencampurkan nasinya. Jadi agar lebih praktis saya dan kakak saya menggoreng telur terlebih dahulu. Telur itu kami orak-arik, lalu kami masukkan nasi dan garam secukupnya. Tapi jika nasinya hanya diberi garam saja, nasi goreng itu tidak akan terasa enak, maka saya dan kakak saya menambahkan bawang goreng yang sudah jadi yang dibuat oleh ibu kami ke dalam nasi tersebut. Lalu semua bahan itu kami campur, dan hasilnya, nasi goreng buatan kami lumayan juga. Adik kami ternyata juga menyukainya. Jadi dalam kasus ini produk kreativitas saya berguna dan dapat dinikmati oleh adik saya, saya, dan kakak saya. Dan juga bermakna untuk saya dan kakak saya karena kami berhasil membuat resep baru yang lebih gampang dan praktis.

Itulah contoh kreativitas saya menggunakan pendekatan 4P. Sebenarnya pikiran kreatif itu ada dalam diri setiap orang, tapi tergantung dari bidang yang diminati dan tergantung pada situasi dan kondisi juga, karena terkadang dalam situasi atau kondisi yang terdesak, kita dapat lebih mudah atau lebih cepat memikirkan jalan keluar untuk suatu masalah. Pikiran kreatif juga bisa timbul dari kesadaran diri sendiri dalam hal kekurangan dirinya atau lingkungannya sehingga dia mencari cara untuk memperbaiki kekurangan tersebut. 

Friday, March 6, 2015

Tugas Diskusi Pengembangan Kreativitas dan Keberbakatan

Tugas Diskusi
Kelompok 3 : -    Afifah Gina        (10514391, 1PA21)
-      Dede Kumalasari   (12514613, 1PA21)
-      Gea Verina           (14514474, 1PA21)
-      Lingga Dyah F.      (16514089, 1PA20)
-      Nadia Vanessa      (17514744, 1PA21)
-      Nindhita Dwi        (17514962, 1PA21)
-      Rahmiwati Arifin  (18514821, 1PA21)
-      Suci Utami           (1A514484, 1PA21)
-      Triya Novita        (1A514885, 1PA21)

1.   Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak?
2.  Anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif daripada anak yang berasal dari sosial ekonomi yang rendah?
3.  Anak dari berbagai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda

Jawaban

1.   Menurut kelompok kami dan berdasarkan hasil pencarian, anak laki-laki memang menunjukkan kreativitas yang lebih besar dibandingkan anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan oleh perlakuan pada anak laki-laki. Dimana anak laki-laki akan dituntut menjadi lebih mandiri, selain itu anak laki-laki cenderung lebih suka mengambil resiko dan tantangan.

2.  Menurut kelompok kami dan berdasarkan hasil pencarian, kedua kelompok sosial ekonomi tersebut sama-sama memiliki potensi untuk menjadi kreatif. Jika dilihat dari segi kelompok sosial ekonomi rendah, mereka dapat kreatif karena mereka harus memenuhi kebutuhan ditengah-tengah keterbatasan sehingga biasanya anggota kelompok tersebut harus memutar otak dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan kelompok sosial ekonomi yang tinggi biasanya ditunjang oleh banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai komunitas dan sumber. Jadi dalam hal ini kelompok kami lebih setuju bahwa anak dari kelompok sosial ekonomi tinggi lebih kreatif karena anak dari kelompok sosial ekonomi tinggi lebih terpenuhi dari segi fasilitasnya.

3.  Menurut kelompok kami dan berdasarkan hasil pencarian. Kami setuju bahwa anak dari berbagai urutan kelahiran tingkat kreativitasnya berbeda. Hal ini dapat dilihat dimana anak pertama biasanya paling diandalkan untuk memenuhi harapan-harapan orangtua, sehingga biasanya anak pertama akan lebih cenderung menjadi anak yang penurut dari pada anak yang lainnya.

Sumber : https://psikologikreativitasump.wordpress.com/2011/12/16/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kreativitas/